Sabtu, 31 Oktober 2009

Galendo, Tahinya Minyak Kelapa

Minggu malam lalu saya iseng mampir ke rumah nenek
niat hati hanya ingin bermain dengan sepupu yg sedang lucu2nya tapi ternyata kaki membawa saya terus menuju dapur.
Semangkuk galendo teronggok disana.

Nenek saya, yang di dapurnya masih tersedia "hawu" - sebutan tungku tempat memasak bagi orang sunda-ternyata baru selesai membuat minyak kelapa.
Wah tepat sekali!
Ini yang sudah lama saya tunggu, bukan menunggu si minyak kelapa tapi tahinya, galendo! Kalap, saya tabur di atas nasi ngepul-ngepul. Saya campur, dan mulai memfokuskan seluruh indera perasa saya.
Gurih agak manis tercecap. Hmmm.. Kata nenek mestinya ditambah garam sedikit, tapi tidak saya lakukan sekadar ingin tahu rasa aslinya.

Saya pernah mencicip makanan ini,tapi dulu sekali,saking lamanya sampai lupa rasanya.Semakin penasaran karna setiap melewati trotoar yang sempit oleh PKL menuju Pasar Baru Bandung, satu-satunya penjual galendo di sana selalu saya lewati begitu saja. Terngiang pesan Ibu , "Hati-hati, iya kalo ga dcampur pake yang lain2!" Saya manut saja dan mengalihkan pandangan dari tumpukan galendo yang sudah dibentuk kotak2 seperti terasi. Saya pikir Ibu ada benarnya,harus hati-hati bisa jadi yang dijual dipinggir jalan itu sudah tidak asli lagi karna dicampur dengan macam-macam bahan agar kuantitasnya bertambah. Harapan satu-satunya berharap dalam waktu dekat nenek membuat minyak kelapa dengan begitu saya bisa merasai lagi si galendo-yang asli.

Galendo adalah ampas minyak kelapa. Kira-kira dari rebusan santan lima butir kelapa akan menghasilkan 3/4 botol (sirup) minyak kelapa dan galendo, si tahi alias ampas yang mengendap di dasar wajan, hanya jadi semangkuk ayam jago itupun tidak penuh. Jika asli, kemungkinan harganya tidak murah.

Galendo adalah salah satu makanan tradisional Ciamis. Cara penyajiannya macam-macam. Orang-orang tua dulu memakan galendo dengan cara saya tadi, dengan nasi hangat ditambah sedikit garam. Cara lain dengan di buat sambal galendo. Sedikit kencur, bawang putih, garam, cabe rawit, dan galendo di ulek rata. Sajikan dengan lalapan khas sunda.

Kini galendo telah tersedia di berbagai supermarket dengan berbagai macam rasa, misalnya coklat, strawberry, dll. Seperti halnya dodol garut, penambahan variasi rasa galendo dimaksudkan untuk menaikkan kelas dan menjangkau berbagai kalangan konsumen, dengan kemasan yang ciamik diharapkan makanan ini tidak hanya dikonsumsi oleh penyuka makanan tradisional saja. Galendo yang ini bisa langsung dimakan begitu saja laiknya camilan pada umumnya.

Jadi penasaran bagaimana ya rasanya galendo rasa strawberry?Yang pasti galendo yang ini tidak bisa saya buat sambal^.^

----(dr FB, pebruari 2009)

1 komentar: